Pangandaran, korankabarnusantara.co.id – Dewan Kebudayaan Daerah (DKD) Kabupaten Pangandaran resmi dikukuhkan dalam sebuah acara yang berlangsung di Alun-Alun Paamprokan, Pangandaran. Acara yang dipimpin oleh Ketua DKD Jawa Barat sekaligus Gubernur Terpilih Jawa Barat, Dedi Mulyadi, ini menjadi tonggak penting dalam upaya pelestarian budaya dan lingkungan hidup di daerah tersebut.
Dalam sambutannya, Dedi Mulyadi mengungkapkan bahwa pengukuhan DKD merupakan langkah strategis untuk memperkuat identitas budaya Pangandaran, serta untuk menjaga kelestarian alam. Ia menekankan bahwa peran DKD tidak hanya terbatas pada pengembangan seni dan budaya, tetapi juga harus berperan aktif dalam menjaga kelestarian alam, terutama dalam perlindungan ekosistem laut dan hutan.
Dedi Mulyadi juga mengingatkan akan pentingnya perlindungan terhadap ekosistem laut, khususnya terkait dengan eksploitasi benih lobster yang dapat mengganggu keseimbangan alam. Selain itu, ia menyoroti bahaya dari aktivitas tambang ilegal yang merusak hutan dan gunung di sekitar Pangandaran.
“Saya mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian alam Pangandaran, agar kekayaan alam ini bisa dinikmati oleh generasi mendatang,” ujar Dedi Mulyadi.
Lebih lanjut, Dedi Mulyadi berharap agar Pangandaran bisa memiliki identitas budaya yang khas, setara dengan Bali yang terkenal dengan seni dan arsitekturnya. Ia juga menyarankan agar pembangunan hotel-hotel di Pangandaran mengusung desain arsitektur tradisional yang mencerminkan kearifan lokal dan mendorong hotel-hotel untuk menyelenggarakan pertunjukan seni gamelan secara rutin.
Sebagai bagian dari upaya memperkuat identitas budaya Sunda, Dedi Mulyadi juga mengusulkan agar pegawai hotel mengenakan kebaya, sebagai simbol promosi kebudayaan lokal.
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata yang juga hadir dalam acara tersebut memberikan apresiasi terhadap gagasan Dedi Mulyadi dan menekankan bahwa pelestarian budaya lokal adalah langkah penting untuk memperkuat identitas daerah sekaligus menarik wisatawan. Jeje menyatakan bahwa pengukuhan DKD merupakan “kado terakhir” yang ia berikan kepada masyarakat Pangandaran sebelum mengakhiri masa jabatannya.
“DKD diharapkan menjadi garda terdepan dalam menjaga dan mengembangkan budaya kita. Pelestarian budaya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat,” kata Jeje Wiradinata.
Acara pengukuhan ini diwarnai dengan Pagelaran Ronggeng Gunung dan Ronggeng Amen, sebuah pertunjukan seni tradisional yang memadukan tarian dan musik khas Sunda. Pertunjukan ini bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai cara untuk menyampaikan pesan tentang pentingnya pelestarian budaya dan lingkungan hidup di Pangandaran.
Dengan hadirnya DKD, diharapkan Pangandaran tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata alam yang indah, tetapi juga sebagai pusat kebudayaan yang terus berkembang. Berbagai program penguatan budaya dan pelestarian lingkungan akan menjadi fokus utama dalam pembangunan daerah di masa depan. Masyarakat dan pelaku wisata diharapkan dapat turut serta mewujudkan visi ini, menjadikan Pangandaran sebagai destinasi wisata unggulan yang juga melestarikan warisan budaya lokal.
Acara ini juga dihadiri oleh Wakil Bupati Ujang Endin Indrawan, Ketua DPRD Pangandaran, anggota DPR RI Ida Nurlaela, serta tokoh budaya dan masyarakat setempat.
(Maman)