Tangerang Selatan, korankabarnusantara.co.id – Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) Kota Tangerang Selatan menggelar kegiatan Penataran Juri Festival Pencak Silat Tahun 2025 sebagai bagian dari upaya melestarikan warisan budaya tak benda khas Indonesia. Kegiatan berlangsung selama dua hari, pada 3–4 Mei 2025, bertempat di Aula Kecamatan Pamulang, Jl. Siliwangi No. 1, Kota Tangerang Selatan.
Dengan mengusung tema “Melestarikan Budaya Pencak Silat Indonesia yang Diakui sebagai Warisan Tak Benda”, Kegiatan ini diikuti oleh 16 peserta dari berbagai perguruan pencak silat se-Kota Tangerang Selatan. Penataran ini menjadi langkah awal untuk mencetak juri-juri kompeten yang akan bertugas dalam Festival Pencak Silat Tingkat Kota pada Juli 2025 mendatang.
Pembukaan di lakukan oleh Pak Sugeng selaku Kasie Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan, Narasumber :
1. Ibu Suhaeni, S.Pd. Perwakilan dari Pengurus Besar IPSI
2. Bpk. Jalaludin Perwakilan dari Pengurus Provinsi IPSI Banten
Turut hadir dalam acara ini Ketua IPSI Kota Tangerang Selatan Delima Bungsu Andi, Satiyan selaku Kasie Kepesertaan Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel, Wakil Ketua dan Sekretaris IPSI Tangsel, para narasumber, serta seluruh peserta penataran.
Dalam sambutannya, Ketua IPSI Tangsel Delima Bungsu Andi menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan amanah dari PB IPSI Pusat yang harus dijalankan oleh pengurus daerah. Ia menegaskan bahwa 16 peserta yang mengikuti penataran ini akan dipersiapkan menjadi juri Festival Pencak Silat IPSI tingkat kota.
“Alhamdulillah, ini adalah generasi pertama juri festival pencak silat yang lahir di bawah kepemimpinan saya. Sebelumnya Festival Cimor sudah terlaksana pada 2024, dan tahun ini akan kembali digelar pada bulan Juli 2025. Untuk pelaksana tahun ini, kami tugaskan Pak Sugeng, S.Pd., selaku Kasi Budaya karena sudah dianggarkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,” ujar Delima.
Ia juga berharap bahwa penataran ini menjadi fondasi kuat untuk melahirkan lebih banyak juri berkualitas di masa depan, sehingga IPSI Tangsel mampu mandiri dalam menyelenggarakan berbagai festival pencak silat.
Sementara itu, Satiyan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel menyambut baik inisiatif IPSI Tangsel dalam menyelenggarakan penataran ini. Menurutnya, pencak silat sudah menjadi muatan lokal wajib di sekolah-sekolah, sehingga keberadaan juri-juri yang kompeten menjadi kebutuhan penting.
“Ini adalah langkah terobosan dari IPSI. Kami melihat mulai banyak festival pencak silat di Tangsel sejak tahun lalu, dan kebutuhan akan juri yang berasal dari daerah sendiri sangat penting. Semoga seni budaya, khususnya pencak silat, terus berkembang di kota kita,” tutup Satiyan.
Sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi dan kesungguhan para peserta, di akhir acara dilakukan penyerahan sertifikat resmi kepada seluruh peserta. Sebanyak 16 peserta dinyatakan lulus penataran dan siap menjadi juri dalam berbagai kegiatan festival pencak silat di Kota Tangerang Selatan.
(Rudi)