Pringsewu, korankabarnusantara.co.id – Pemerintah Daerah (Pemda) dan DPRD Kabupaten Pringsewu dibuat malu oleh aksi sejumlah pemuda yang tergabung dalam organisasi Pemuda Pringsewu Bersatu. Mereka secara swadaya menimbun jalan yang berlubang, sebagai bentuk kepedulian terhadap keselamatan masyarakat, yang kerap kali menjadi korban kecelakaan akibat kondisi jalan yang rusak. Aksi ini dilakukan pada Selasa, 4 Maret 2025.
Aksi pemuda ini terinspirasi dari kekhawatiran atas banyaknya kecelakaan lalu lintas yang diduga disebabkan oleh jalan berlubang. Meski telah banyak kritik dan saran disampaikan oleh masyarakat, namun tidak ada tindakan nyata dari pemerintah daerah maupun DPRD, sehingga mereka memutuskan untuk bertindak sendiri.
Mantan Presiden BEM Pringsewu, Martin Sofyan, mengkritik keras kinerja Pemda dan DPRD Kabupaten Pringsewu. Ia mengatakan, “Sepertinya Pemda dan DPRD Pringsewu sudah kehilangan rasa malu, sehingga muncul aksi sosial dari para pemuda dengan cara iuran dan swadaya menimbun jalan berlubang. Ini jelas menunjukkan bahwa kontrol dari lembaga yang seharusnya mewakili rakyat tidak berjalan dengan baik,” ungkap Martin.
Martin juga menambahkan kritikannya terhadap mahasiswa di Kabupaten Pringsewu yang dianggap kurang peduli terhadap masalah sosial. “Bangkitlah adik-adik mahasiswa, kalian adalah agen perubahan. Suarakan suara rakyat, karena perubahan itu ada di tangan kalian,” ujarnya.
Senada dengan Martin, Drs. Wanawir, A.M.M.M, mantan Rektor UMPRI yang juga Ketua Pemekaran Kabupaten Pringsewu, mengatakan bahwa perbaikan jalan adalah tanggung jawab pemerintah, baik pemerintah kabupaten, provinsi, maupun pusat. “Fungsi kontrol dari wakil rakyat dan inspektorat seharusnya berjalan, tapi kenyataannya tidak ada upaya dari mereka untuk memperbaiki jalan rusak. Pemda dan DPRD seharusnya bersatu untuk menangani masalah ini,” kata Wanawir.
Kritik lain datang dari K.H. Alqibni, aktivis dari People Corruption Watch. Ia menyatakan bahwa kondisi jalan rusak di Pringsewu bukan masalah yang hanya terjadi di daerah ini saja, melainkan juga di provinsi Lampung secara umum. “Jalan yang baru diaspal tidak lama sudah rusak. Perlu dilakukan audit kualitas aspal dan pemadatan tanah yang dilakukan oleh pihak yang berwenang. Penegak hukum harus segera melakukan audit yang transparan agar masalah ini tidak berlarut-larut,” ujarnya.
Aksi Pemuda Pringsewu Bersatu dimulai dengan berkumpul di Pendopo Pringsewu, membawa peralatan manual untuk menimbun jalan berlubang dengan pasir dan semen yang mereka beli secara swadaya dari donatur. Aksi ini jelas menunjukkan kepedulian dan semangat para pemuda dalam memperbaiki kondisi infrastruktur demi keselamatan bersama.
(Ando)