Pangandaran, korankabarnusantara.co.id – 15 Februari 2025, Pilkada Pangandaran 2024 telah usai, dan evaluasi terhadap peran media dalam meningkatkan partisipasi masyarakat menjadi perhatian utama berbagai pihak. Media cetak, elektronik, dan digital memainkan peran strategis dalam menyebarkan informasi, mengedukasi pemilih, serta menangkal hoaks yang dapat mengurangi kepercayaan publik terhadap proses demokrasi.
Sebagai bagian dari evaluasi tersebut, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pangandaran menggelar acara Media Getting bertajuk *”Evaluasi Peran Media dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pilkada Pangandaran 2024″* di RM Sagati, Margacinta, Sabtu (15/02/2025).
Ketua KPU Kabupaten Pangandaran Muhtadin menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh insan media yang telah berperan aktif dalam menyebarluaskan informasi kepemiluan secara objektif dan edukatif.
“Sinergitas antara KPU dan media merupakan kunci utama dalam mewujudkan pemilu yang transparan, demokratis, serta berintegritas. Kami berharap kolaborasi ini terus terjalin dalam upaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi politik masyarakat,” ujarnya.
Dalam diskusi tersebut, berbagai pihak memberikan pandangan mengenai kontribusi media terhadap peningkatan partisipasi pemilih serta tantangan yang masih dihadapi. Acara ini menghadirkan narasumber dari Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Ciamis, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Ciamis–Banjar–Pangandaran, serta Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Pangandaran.
Ketua IJTI Ciamis, Yosep, menyoroti efektivitas kampanye digital yang dilakukan melalui berbagai platform media. Menurutnya, media memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi mengenai tahapan Pilkada, jadwal pemungutan suara, serta aturan-aturan yang berlaku. Selain itu, liputan mendalam mengenai visi-misi dan rekam jejak para calon kepala daerah menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan pemilih.
Di era digital, penggunaan media sosial seperti Facebook, Instagram, dan YouTube semakin dominan sebagai sumber informasi politik bagi masyarakat. Kampanye digital melalui platform ini dinilai cukup efektif dalam menjangkau pemilih, terutama generasi muda yang aktif di dunia maya,” jelas Yosep.
Sementara itu, Ketua PWI, Andika, menekankan pentingnya peran media dalam menangkal penyebaran informasi yang menyesatkan. Evaluasi ini juga menilai bagaimana media berperan dalam memverifikasi informasi dan meluruskan berita yang tidak benar.
Meski media digital terus berkembang, masih terdapat tantangan dalam menjangkau masyarakat di daerah terpencil yang memiliki keterbatasan akses internet dan informasi. Evaluasi ini menyoroti bagaimana media lokal berperan dalam memastikan masyarakat di daerah tetap mendapatkan informasi yang akurat dan relevan mengenai Pilkada,” ujar Andika.
Sebagai bagian dari evaluasi, diskusi publik juga dilakukan di beberapa lokasi untuk mendapatkan perspektif langsung dari masyarakat mengenai bagaimana mereka mengakses informasi terkait Pilkada.
Tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada menjadi salah satu indikator keberhasilan demokrasi. Pada Pilkada Pangandaran 2024, partisipasi pemilih mengalami peningkatan dibandingkan dengan pemilu sebelumnya, menunjukkan kesadaran yang lebih tinggi di kalangan masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.
Namun, partisipasi yang tinggi ini juga menghadapi berbagai tantangan, seperti penyebaran hoaks, rendahnya literasi politik di kalangan sebagian pemilih, serta keterbatasan akses informasi di beberapa wilayah. Evaluasi ini bertujuan untuk memahami sejauh mana peran media dalam mengatasi tantangan tersebut serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan ke depan.
Narasumber dari Diskominfo, Dudung, menilai bahwa diperlukan kerja sama yang lebih erat antara media, pemerintah, dan masyarakat untuk meningkatkan literasi digital guna menangkal penyebaran informasi yang menyesatkan.
“Berdasarkan hasil evaluasi ini, beberapa rekomendasi yang diajukan antara lain meningkatkan kolaborasi antara media dan pemerintah untuk memastikan informasi yang disampaikan lebih akurat dan transparan, serta mengembangkan teknologi berbasis IT untuk mendeteksi dan menangkal penyebaran berita palsu dengan lebih cepat dan efektif,” ujar Dudung.
Dengan berbagai upaya perbaikan ini, diharapkanb peran media ke depan dapat semakin optimal, sehingga partisipasi masyarakat dalam demokrasi terus meningkat. (Sarman/Maman)