Cirebon, korankabarnusantara.co.id – Upaya mendukung swasembada pangan Indonesia terus dilakukan pemerintah melalui berbagai program yang menyasar sektor pertanian. Salah satu langkah strategis adalah penyuluhan efisiensi penggunaan air bagi petani yang digagas oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) bersama Dinas Pertanian. Acara ini dilaksanakan di aula Balai Desa Jati Anom, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, pada Kamis, 9 Januari 2025, dengan melibatkan petani dari tiga kecamatan: Susukan, Kaliwedi, dan Sukagumiwang.
Program utama dalam kegiatan ini adalah penguatan Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A), yang bertujuan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya air untuk pertanian. GP3A dibentuk sebagai wadah kolaborasi para petani dalam berbagi air, menjaga keberlanjutannya, dan meningkatkan efisiensi penggunaan di sawah.
Kuwu Desa Jati Anom, Hardadi, menekankan pentingnya penyuluhan ini. Dalam sambutannya, ia menyatakan, “Pembentukan GP3A bertujuan membangun kesadaran petani agar menggunakan air seefisien mungkin, terutama dalam mengantisipasi kekurangan air di wilayah hilir. Dengan efisiensi ini, hasil panen diharapkan meningkat, dan program pemerintah dapat terlaksana dengan baik.”
Dalam kesempatan tersebut, tim pendamping masyarakat dari BBWS, Urip, menyampaikan bahwa penyuluhan ini melibatkan tiga saluran air sekunder: Jati Anom, Candang Pinggan, dan Boros. Materi yang diberikan berfokus pada:
- Pemerataan Penggunaan Air: Mengajarkan petani untuk berbagi air secara adil dan tidak membiarkan air terbuang sia-sia.
- Efisiensi Pemanfaatan Air: Mendorong petani untuk memanfaatkan air dengan bijak agar cukup hingga wilayah paling hilir.
- Perawatan Saluran Air: Meningkatkan kesadaran petani tentang pentingnya menjaga saluran irigasi agar tetap berfungsi optimal.
“Petani tidak hanya harus tahu cara menggunakan air, tetapi juga harus bisa menjaga agar air dapat dimanfaatkan oleh semua pihak,” jelas Urip.
Acara ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Polsek dan Koramil Susukan, serta Babinsa dan Babinkamtibmas yang mendukung penuh kegiatan tersebut. Kehadiran mereka mencerminkan pentingnya sinergi lintas sektor untuk menyukseskan program pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan.
Melalui pembentukan GP3A dan penyuluhan yang diberikan, BBWS dan Dinas Pertanian berharap petani tidak hanya lebih bijak dalam menggunakan air, tetapi juga mampu meningkatkan hasil panen mereka. Efisiensi dalam pemanfaatan air pertanian tidak hanya mendukung keberlanjutan sektor pangan, tetapi juga mengatasi tantangan dalam distribusi air di wilayah yang luas.
Kuwu Hardadi menyatakan keyakinannya bahwa program ini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat petani di Desa Jati Anom dan sekitarnya. Ia juga mendorong petani untuk terus mengikuti penyuluhan dan bekerja sama dalam menjaga keberlanjutan sumber daya air.
Semoga langkah ini menjadi bagian penting dalam mencapai ketahanan pangan nasional dan menciptakan kesejahteraan bagi para petani di seluruh Indonesia.
(Nuhman)