Brebes, korankabarnusantara.co.id – Aksi unjuk rasa di depan Hotel Grand Dian Brebes pada Jumat siang, 8 November 2024, menjadi ricuh saat massa aksi yang menuntut pencopotan Ketua KPU Brebes, Manja Lestari Damanik, bertemu dengan tim sukses calon tunggal dalam acara Penajaman Visi dan Misi. Aksi yang digelar oleh pendukung kotak kosong ini menuntut agar seluruh komisioner KPU Kabupaten Brebes mundur karena dianggap tidak netral dalam penyelenggaraan Pilkada 2024.
Dalam orasi mereka, massa menyampaikan mosi tidak percaya terhadap netralitas Ketua KPU dan para komisionernya. Mereka juga menegaskan penolakan keras terhadap adanya calon tunggal dalam Pilkada Brebes, dengan seruan “Brebes ora di dol” (Brebes tidak dijual), yang menyatakan bahwa proses Pilkada yang hanya melibatkan satu calon sama saja dengan merugikan demokrasi dan menjual kepentingan rakyat untuk golongan tertentu.
Willy R, Koordinator Aksi, dalam orasinya menegaskan bahwa demokrasi di Brebes sedang terancam. “Demokrasi Brebes tidak baik-baik saja, rakyat Brebes bersatu untuk melawan monopoli politik. Pilkada adalah pesta demokrasi rakyat. Jangan bunuh kebebasan rakyat Brebes untuk memilih calon kepala daerah terbaik mereka,” ujarnya dengan tegas.
Willy juga menambahkan, “Kami masyarakat Brebes yang peduli pada demokrasi, menyatakan kotak kosong adalah pilihan terbaik. Pilkada Brebes, menangkan kotak kosong, maka Pilkada tahun 2025 harus diulang kembali,” tegasnya. Aksi tersebut mendapat dukungan dari banyak elemen masyarakat yang merasa suara mereka tidak diwakili oleh calon tunggal.
Aksi ini menjadi sorotan publik di Brebes, dengan banyaknya masyarakat yang mulai mempertanyakan transparansi dan netralitas KPU dalam menyelenggarakan Pilkada 2024. Para pendemo berharap dengan adanya tekanan publik, penyelenggara pemilu dapat lebih memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi yang sehat dan adil.
(Rls)