Tanggamus, korankabarnusantara.co.id – Pj. Bupati Tanggamus Hadiri acara evaluasi penyelenggaraan statistik sektoral Kabupaten Tanggamus, bertempat di ruang aula keuangan pada Rabu 20 November 2024.
Hadir dalam kegiatan tersebut PJ Sekretaris Daerah Kabupaten Tanggamus, Ibu Niken Hariyanti SSI kepala BPJS Kabupaten Tanggamus beserta jajarannha, para asisten dan kepala perangkat daerah kabupaten Tanggamus.
Pj Bupati Tanggamus Mulyadi Irsan dalam sambutan nya menyampaikan statistik sektoral memegang peran penting dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pembangunan di daerah data yang paling akurat dan relevan menjadi pondasi utama dalam pengembalian keputusan agar setiap kebijakan yang kita buat mampu menjawab kebutuhan masyarakat secara tepat sasaran dan efektif banyak data siswa statistik tersebar di instansi pemerintah untuk kebijakan strategis sehingga perlu dikelola dengan baik guna mewujudkan satu data Indonesia yang diatur dalam Perpres Nomor 39 tahun 2019 tentang satu data Indonesia.
Saya juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras dalam penyelenggaraan statistik sektoral di kabupaten ini keberhasilan kita dalam menghasilkan data yang kredibel adalah hasil kolaborasi yang baik antara Badan Pusat statistik organisasi perangkat daerah dan berbagai elemen masyarakat lainnya namun Kita juga harus jujur mengakui bahwa masa adalah tantangan yang perlu kita benahi bersama seperti:
1. Kelengkapan dan konsistensi data kita perlu memastikan bahwa setiap sektor dapat menyajikan data yang lengkap terintegrasi dan sesuai dengan standar yang diterapkan.
2. Pemanfaatan data untuk pengembalian kebijakan data statistik sektoral tidak hanya untuk laporan tetapi harus menjadi dasar kebijakan strategis yang menyentuh kebutuhan ril masyarakat.
3. Infrastruktur dan teknologi informasi pemanfaatan teknologi yang lebih optimal dapat mempercepat proses pengolahan pengolahan dan analisis data.
Saya berharap acara evaluasi statistik sektoral hari ini menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas statistik sektoral kita mari jadikan data sebagai landasan utama pembangunan yang berkelanjutan di Kabupaten Tanggamus, saya juga mengajak seluruh opd untuk terus meningkatkan koordinasi dan kolaborasi dalam penyelenggaraan statistik rektoral sehingga apa yang kita hasilkan benar-benar bermanfaat bagi pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan bahwa ada PR besar bagi kami di pemda Tanggamus terkait nilai IPM kita yang masih rendah berbagai diskusi rapat atau musyawarah telah kami terapkan dengan putaran serta kebijakan program dan kegiatan untuk meningkatkan indikator-indikator nilai UMP telah kita laksanakan di sektor pendidikan kita laksanakan program SBS semua bisa sekolah untuk meningkatkan indikator rata-rata lama sekolah di sektor kesehatan kita laksanakan Home Care bagi lansia dan posyandu lansia untuk meningkatkan indikator angka harapan hidup serta program kebijakan dan kegiatan lainnya.
Namun nilai IMP kita masih juga rendah menurut data BPS nilai IMP kita di tahun 2023 sebesar 67,86 jauh di bawah IMP Kota Bandar Lampung 78,56 yang merupakan daerah tertinggi di Provinsi Lampung, kita berada di urutan 12 dari 15 kabupaten kota di provinsi yang se Provinsi Lampung sebaiknya dalam jumlah penduduk angka Kabupaten Tanggamus urutan kelima terbesar se Provinsi Lampung dengan jumlah penduduk mencapai 662.540 jiwa di bawah Lampung Tengah Bandar Lampung Lampung Selatan dan Lampung Timur.
Ini artinya secara kualitas jumlah SDM kita cukup besar namun kualitasnya relatif rendah hal ini menjadi PR mengapa nilai MP kita masih rendah yang ingin saya soroti adalah angka rata-rata lama sekolah RLS di mana di tahun 2023 hanya sebesar 7,38 tahun artinya anak-anak Tanggamus rata-rata hanya bersekolah sampai dengan kelas 1 atau kelas 2 SMP saja.
Namun kalau kita lihat kondisi real dan fakta di lapangan saat ini dalam suatu dua dekade ini di mana zaman sudah semakin modern era digitalisasi sudah semakin hebat walaupun ada anak Tanggamus yang butuh sekolah mungkin hanya segelintir saja tidak bisa di generasi generalisir bahwa rata-rata anak Tanggamus tidak sama SMP secara umum dari data Dinas pendidikan tahun 2023 tercatat sekolah PAUD berjumlah 495 unit jumlah siswa 17, 104 orang dan jumlah jurus 1,386 orang.
Sekolah dasar SD berjumlah 404 unit jumlah siswa 5 6. 3 4 1 orang dan jumlah guru 4,031 orang, Sekolah Menengah Pertama SMP berjumlah 85 unit jumlah siswa 19,021 orang dan jumlah guru 1,385 orang, pusat kegiatan belajar masyarakat PKBM berjumlah 25 unit jumlah siswa 5,106 orang dan jumlah guru 157 orang.
Dalam upaya menuntaskan penduduk putus sekolah ternyata telah banyak warga kita yang telah lulus sekolah non formal SKB PKBM secara total ada 11,969 orang warga kita telah lulus mulai dari pendidikan kejar paket a paket B dan paket c, suatu angka yang cukup baik namun kenyataannya angka rata-rata lama sekolah kita menurut data BPS masih rendah sekitar 7,38 tahun artinya masih banyak warga Tanggamus yang tidak lulus SMP.
Jumlah warga lulus sekolah non formal sekitar 11,959 orang tidak mampu untuk meningkatkan angka rata-rata lama sekolah hal ini bisa dimungkinkan bahwa ada banyak warga lulus sekolah non formal tidak menyerahkan bukti kelulusannya kepada instansi berwenang seperti dinas dukcapil sehingga data-data kependudukan yang bersangkutan baik KTP ataupun KK masih dengan status pendidikan yang lama atau belum diperbarui.
Terkait hal ini saya minta kepada dinas PMD agar dapat mensosialisasikan hal ini dan memberitahukan kepala Pekon agar menyampaikan informasi kepada warga yang telah lulus sekolah non formal menyampaikan bukti kelulusan ke disdukcapil agar data kependudukan yang bersangkutan dapat dirubah terkait data kependidikannya.
Sebelum saya akhiri sambutan ini saya mengajak kepada kita semua marilah kita bersama-sama membangun dan meningkatkan kualitas pembangunan menjadi lebih baik suatu kualitas yang mampu memberikan kontribusi terbaik dalam upaya mewujudkan kesejahteraan warga Tanggamus.
Ingatlah bahwa membangun tanpa data ibarat berjalan tanpa tujuan menyediakan data yang paling dan reliable itu mahal tetapi membangun tanpa data akan jauh lebih mahal karena semua upaya menjadi tidak efisien dan tidak efektif. (Wildan)