Ciamis korankabarnusantara.co.id erdasarkan amanat dari Perdirjen GTK Nomor 4831/B/HK.03.01/2023 pada pasal 1 ayat 4 disampaikan bahwa salah satu peran pengawas adalah melakukan pendampingan, yakni membersamai Kepala Sekolah dalam peningkatan kapasitas dan mutu layanan Satuan Pendidikan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan menggunakan strategi serta metode yang relevan hal ini di sampaikan Korwil Pendidikan Cisaga Iis Sulastri MPd saat kegiatan Sosialisasi Inovasi Batik Mega Mendung di kegiatan Pring Sedapur di aula SDN 2 Kepel Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis Jawa Barat.
Selain itu berdasarkan amanat dari Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023, salah satu hal yang perlu ditingkatkan di satuan pendidikan adalah upaya dalam mencegah terjadinya perundungan pada anak. Dengan demikian Iis Sulastri, S. Pd., M. Pd. selaku Pengawas Sekolah Dasar merangkap sebagai Korwil Pendidikan Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis Jawa Barat melakukan sebuah inovasi untuk mencegah terjadinya perundungan di sekolah.
Inovasi yang dia lakukan diberi nama Batik Mega Mendung yang merupakan singkatan dari Membersamai Satuan Pendidikan Menguatkan Jiwa Raga dalam Mencegah Perundungan.
Menurut Iis sebagai inovatornya, manfaat dari program Batik Mega Mendung (Membersamai Satuan Pendidikan Menguatkan Jiwa Raga dalam Mencegah Perundungan) ini tidak hanya berdampak pada pencegahan dan pengurangan kasus perundungan, tetapi juga dapat mengembangkan karakter siswa dan menciptakan budaya sekolah yang positif dan inklusif ujarnya.
Inovasi Batik Mega Mendung ini telah dilaksanakan sejak Bulan Juni 2024 di dua sekolah dampingannya, yakni di SDN 1 Cisaga dan SDN 2 Kepel. Metode yang digunakan adalah Inkuiri Apresiatif alur BAGJA, yang merupakan akronim dari lima langkah utama: Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, dan Atur Eksekusi. Alur pelaksanaan inovasi Batik Mega Mendung ini dimulai dari perencanaan, sosialisasi, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut imbuh Iis Sulastri.
Alur tersebut menjadi sebuah siklus yang terus dilakukan untuk memastikan keberlajutan inovasi ini dan untuk mengembangkan inovasi ini menjadi lebih sempurna secara
kualitas maupun kuantitas.
Inovasi Batik Mega Mendung ini dikemas dalam tujuh kegiatan yang menarik, menantang, dan menyenangkan.
Nama dari tujuh kegiatan ini diambil dari nama batik yang ada di Indonesia dan disesuaikan pula dengan filosofi dari batik tersebut. Jadi selain dilibatkan secara aktif dalam tujuh kegiatan inovasi Batik Mega Mendung ini, peserta didik pun dapat mengenal nama-nama batik yang ada di Indonesia. Gambaran umum kegiatan pada inovasi Batik Mega Mendung sebagai beriku
Inovasi Batik Mega Mendung ini dilaksanakan di dua sekolah yaitu di SDN 1 Cisaga dan SDN 2 Kepel. Yang termasuk tim inti dari program ini adalah kepala sekolah, guru, orang tua, dan peserta didik di kedua sekolah tersebut. Adapun di luar tim inti yang turut serta membantu terselenggaranya program ini adalah Polsek Cisaga. Pihak sekolah melakukan kerja sama dengan pihak Polsek Cisaga dalam upaya meningkatkan kedisiplinan murid dan mencegah terjadinya perundungan pada anak tambahnya.
Dengan melaksanakan inovasi Batik Mega Mendung ini, baik di SDN 1 Cisaga maupun di SDN 2 Kepel terjadi perubahan yang signifikan. Lingkungan sekolah tercipta semakin yang aman, nyaman, dan kondusif. Selain itu, kesadaran siswa, guru, tenaga kependidikan, dan orang tua tentang pentingnya mencegah perundungan pun semakin meningkat ,dengan tujuh kegiatan yang dilaksanakan pada inovasi Batik Mega Mendung ini juga dapat meningkatkan kompetensi sosial semua stakeholder sekolah mulai dari kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan siswa,
Kegiatan ini sehingga dapat membangun hubungan yang lebih sehat. Inovasi ini pun dapat memberikan dukungan kepada siswa untuk meningkatkan rasa percaya diri, berani mengatakan kebenaran, berani mengungkapkan berbagai perasaannya, baik kepada guru maupun teman, sehingga dapat melatih kecerdasan emosionalnya dengan baik.
Adapun hikmah dari pelaksanaan inovasi Batik Mega Mendung ini adalah dapat meningkatkan kolaborasi semua stakeholder di sekolah, yaitu siswa, guru, tenaga kependidikan, dan orang tua dalam upaya pencegahan perundungan sehingga tercipta respons yang lebih cepat dan efektif terhadap kasus yang berpotensi perundungan. Dengan demikian, dapat tercipta lingkungan yang aman, nyaman, dan kondusif, sehingga kualitas pendidkan di sekolah semakin meningkat.
Semoga inovasi Batik Mega Mendung ini bermanfaat dan dapat dikembangkan atau direplikasi di satuan pendidikan lainnya pungkas Iis Sulastri.
Yat