Cirebon, korankabarnusantara.co.id – Memasuki musim kemarau pada bulan Juni 2025, kasus gigitan nyamuk Aedes Aegypti mulai ditemukan di beberapa wilayah Kabupaten Cirebon, termasuk di Desa Kasugengan Kidul, Kecamatan Depok. Kondisi ini mendorong Puskesmas Waru Royom untuk turun langsung memberikan edukasi kepada warga guna mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kegiatan edukasi berlangsung pada Jumat, 13 Juni 2025, di Blok Pecung Kulon, Desa Kasugengan Kidul. Petugas kesehatan memberikan pemahaman kepada warga mengenai cara mencegah berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti, baik dari fase jentik hingga dewasa.
Iim, salah satu petugas dari Puskesmas Waru Royom, menjelaskan bahwa nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak di genangan air bersih yang tidak langsung menyentuh tanah, seperti di bak mandi, wadah plastik terbuka, dan ban bekas.
“Kami memberikan edukasi kepada warga agar meningkatkan kesadaran hidup bersih dan sehat, serta menjaga lingkungan dari genangan air. Kami juga membagikan bubuk abate untuk membunuh jentik nyamuk,” ujar Iim.
Ia menegaskan, fogging bukan solusi utama saat warga terjangkit. Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sementara upaya pencegahan harus dimulai dari pemberantasan jentik.
Sementara itu, Kuwu Kasugengan Kidul, Giantoro, menyampaikan apresiasinya atas kedatangan tim dari Puskesmas Waru Royom. Ia berharap Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon juga segera melakukan tindakan lanjutan berupa fogging di tujuh blok wilayah desanya yang berpotensi menjadi lokasi penyebaran nyamuk demam berdarah.
“Kami berterima kasih atas edukasi dan pemberian abate oleh pihak Puskesmas. Ini sangat membantu warga agar lebih waspada dan menjaga lingkungan agar bebas dari nyamuk pembawa DBD,” ungkap Kuwu Giantoro.
Pemerintah desa bersama Puskesmas Waru Royom sepakat untuk terus menggalakkan program pencegahan dini serta membangun kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan, demi menciptakan desa yang bebas dari ancaman penyakit DBD.
(Nuhman)